SEJARAH
PROSES PEMBENTUKAN KOTA DENPASAR |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
I. | PENDAHULUAN | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Denpasar pada mulanya merupakan pusat
Kerajaan Badung,akhirnya pula tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten
Daerah Tingkat II Badung dan bahkan mulai tahun 1958 Denpasar dijadikan
pula pusat pemerintahan bagi Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Dengan
Denpasar dijadikan pusat pemerintahan bagi Tingkat II Badung maupun
Tingkat I Bali mengalami pertumbuhan yang sangat cepat baik dalam
artian fisik, ekonomi, maupun sosial budaya. Keadaan fisik Kota
Denpasar dan sekitarnya telah sedemikian maju serta pula kehidupan
masyarakatnya telah banyak menunjukkan ciri-ciri dan sifat perkotaan.
Denpasar menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan,
pusat industri dan pusat pariwisata yang terdiri dari 4 Kecamatan,
yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan
Denpasar Utara.
Melihat perkembangan Kota Administratif Denpasar ini dari berbagai
sektor sangat pesat, maka tidak mungkin hanya ditangani oleh Pemerintah
yang berstatus Kota Administratif. Oleh karena itu sudah waktunya
dibentuk pemerintahan kota yang mempunyai wewenang otonomi untuk
mengatur dan mengurus daerah perkotaan sehingga permasalahan kota
dapat ditangani lebih cepat dan tepat serta pelayanan pada masyarakat
perkotaan semakin cepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
II. | PROSES PEMBENTUKAN KOTA DENPASAR | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Seperti halnya dengan kota-kota lainnya
di Indonesia, Kota Denpasar merupakan Ibukota Propinsi mengalami
pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta lajunya pembangunan
di segala bidang terus meningkat, memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap kota itu sendiri. Demikian pula dengan Kota Denpasar
yang merupakan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan sekaligus
juga merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Bali mengalami
pertumbuhan demikian pesatnya. Pertumbuhan penduduknya rata-rata
4,05% per tahun dan dibarengi pula lajunya pertumbuhan pembangunan
di berbagai sektor, sehingga memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap Kota Denpasar, yang akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan
perkotaan yang harus diselesaikan dan diatasi oleh Pemerintah Kota
Administratif, baik dalam memenuhi kebutuhan maupun tuntutan masyarakat
perkotaan yang demikian terus meningkat. Berdasarkan kondisi obyektif
dan berbagai pertimbangan antara Tingkat I dan Tingkat II Badung
telah dicapai kesepakatan untuk meningkatkan status Kota Administratif
Denpasar menjadi Kota Denpasar. Dan akhirnya pada tanggal 15 Januari
1992, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kota
Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 27 Pebruari 1992 sehingga merupakan babak baru bagi penyelenggaraan
Pemerintahan di Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat
II Badung dan juga bagi Kota Denpasar. Bagi Propinsi Daerah Tingkat
I Bali adalah merupakan pengembangan yang dulunya 8 Daerah Tingkat
II sekarang menjadi 9 Daerah Tingkat II. Sedangkan bagi Kabupaten
Badung kehilangan sebagian wilayah serta potensi yang terkandung
didalamnya. Bagi Kota Denpasar yang merupakan babak baru dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang walaupun merupakan Daerah Tingkat
II yang terbungsu di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali. ----------------------
Peta Denpasar
an juga bagi Kota Denpasar. Bagi Propinsi Daerah Tingkat I Bali adalah merupakan pengembangan yang dulunya 8 Daerah Tingkat II sekarang menjadi 9 Daerah Tingkat II. Sedangkan bagi Kabupaten Badung kehilangan sebagian wilayah serta potensi yang terkandung didalamnya. Bagi Kota Denpasar yang merupakan babak baru dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang walaupun merupakan Daerah Tingkat II yang terbungsu di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Bali. ---------------------------------- Maskot BUNGA JEMPIRING MASKOT DENPASAR
Menjadikan bunga jempiring sebagai Maskot Kota Denpasar dicetuskan
pertama kalinya oleh Bapak Walikota Denpasar A.A Puspayoga pada saat syukuran
dan malam hiburan memperingati Dasa Warsa Kota Denpasar, tanggal 27 Pebruari
2002 bertempat di Lapangan Puputan Badung.
Tempat yang bersejarah bagi masyarakat Denpasar
dahulu Badung, karena di tempat ini pulalah terjadi peristiwa Puputan
Badung 96 tahun silam.
Di tempat yang bersejarah ini pula tepatnya pada pukul 17.30 Wita dicetuskan untuk pertama kalinya ide menjadikan bunga jempiring sebagai Maskot Kota Denpasar. Tentu dengan harapan disosialisasikan dan diusahakan ditanam di setiap pekarangan rumah tangga warga Kota Denpasar.
Alasan dijadikan jempiring sebagai Maskot
Kota Denpasar karena bunganya berwarna putih bersih dan harum, daunnya
berwarna hijau dan bisa dipakai obat (loloh) untuk penyembuhan panas dalam
dan sangat gampang tumbuhnya serta sangat tepat diusahakan untuk tanaman
penghijauan. Disamping itu jempiring juga memiliki nilai artistik yang
tinggi dan nilai ekonomis karena bunganya dapat dijual untuk kepentingan
upakara.
Kalau jempiring direfleksikan pada diri manusia,
bunga yang putih bersih melambangkan kesucian atau kejernihan fikiran
dan perbuatan yang jujur, bunga yang harum memberi daya tarik pada setiap
insan sebagai simbul kewibawaan dan taksu, serta daunnya yang berwarna
hijau melambangkan kesejukan atau ketentraman hati.
Semua ini sebagai perlambang untuk menuntun
kita selalu mengusahakan yang terbaik, untuk diri kita sendiri, orang
lain, lingkungan dan Kota Denpasar.
S e m o g a
------------------------------
Jumlah Penduduk
JUMLAH PENDUDUK KOTA DENPASAR TAHUN 2010
Lebih detail buka : Pemerintah Kota Denpasar |
/------------------------------------------/
Narasumber : http://www.denpasarkota.go.id/
No comments:
Post a Comment